Menyalang rindu
Seikat subuh menerpaku
Belalak mata sandar pedih
Lapang hati selabuh kayuh
Jendela terbuka
Di luar musim apa
Kenapa langit masih membuang kesedihan
Dengan air mata hujan
Mungkin teroka hati dingin
Setelah ranggas dahaga musim lalu
Aku benar benar terpaku
Ketika hanya mengulang waktu
Dari perjalanan senyap ke senyap
Dan ntah berapa lama kau tak mendekap
Kebersamaan ini semakin asing
Hingga terlalu sibuk ku menyelami
Tapi kerinduanku tetap bergeming
Selagi masih ada mimpi di siang hari
No comments:
Post a Comment